Laman

Minggu, 18 Juli 2010

Akhirnya "naga" cina betul betul melilit Garuda

Mungkin judul diatas terlalu Provokatif bagi sekelompok orang yang mengetahui tentang permainan ekonomi ini, tetapi itulah kenyataan sekarang. Bak sebuah Grand Disain yang mulai terkuak tetang MOU ACFTA yang di sepakati oleh beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia.

Disini yang kita bahas adalah cuma indonesia dan bukan negara yang di sekitar kita. Pada awal-awal ACFTA di ini kumandangkan sudah mengundang pro dan kontra tentang bakal hancurnya sistem perekonomian indonesia terutama industri dasar yang banya menggunakan tenaga kerja padat karaya.

Ntah terlibat dalam skenario apa tidak, pemerintah lewat mentri perdagangan sangat gencar meyakinkan kalangan industri dan pengusaha bahwa ACFTA ini akn menguntungkan hubungan Indonesia dengan China.

Tak hanya itu, dari hasil pantau ada beberapa media yang sangat gencar mengkampanyekan bahawa ACFTA sanagt menguntungkan dan tidak merugikan, beberapa MEDIA MASSA yang dari Januari sampai kira-kira maret, lewat tulisan dan analisa sangat gencar mengkampanyekan keuntungan perdagangan Indonesia-China.

Beberapa topik seperti usaha batik,tekstil dan beberapa komoditi yang dianggap aman. seperti ada yang mengatusr bahwa hubungan perdangan ini akan aman dang menguntungkan Indonesia.

Kenyataannya sekarang ketika pemerintah Indonesia menaikan tarif listrik untuk industri, yang akhirnya membuat industri kita megap-megap karena pasti akan menaikan ongkos produksi.

Dan bukan tidak mungkin perusahan tutup,dan memilih menjadi importir barang-barang dari China yang murah meriah.

jadi bisa dibayangkan tenaga kerja produktif kita Hancur hanya gara-gara pemerintah bermain dengan konspirasinya. Dapat dibayangkan jika buruh-buruh perempuan akan menjadi PELACUR demi mempertahankan hidupnya, Buruh laki-laki akan menjadi RAMPOK demi Hidupnya,anak-anak mereka akan kembali kejalan dan menjalani TRAFIKING.

Dapat dibayangkan bagaimana Operasi Intelijen China yang menggerakkan agen-agen Diasporanya untuk keuntungan negaranya.

Cukup wajar bila banyak orang takut. Selama dua tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia-Cina telah bernilai negatif. Selain itu, sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari bahwa barang Cina telah membanjiri pasar dalam negeri. Cukup banyak pengusaha pun telah menyatakan kesulitannya untuk bersaing dengan produk-produk murah Cina dan beberapa ahli telah memperkirakan hilangnya ratusan ribu pekerjaan karena banyak perusahaan akan gulung tikar karena kalah dalam persaingan.

Semua kondisi ini terlihat sangat menyudutkan Indonesia, apalagi ketika dihadapkan dengan ACFTA. Namun, seperti apa sebenarnya pola perdagangan yang terjadi dengan China?

Data perdagangan yang ditunjukkan oleh komisi perdagangan PBB ternyata cukup mengejutkan. Berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa Ekspor Indonesia ke China utamanya adalah bahan mentah, ternyata porsi terbesar ekspor Indonesia ke China adalah barang konsumsi (tahun 2008: 35,5% dari ekspor Indonesia-Cina), lalu di tempat kedua adalah bahan mentah (tahun 2008: 31,7% dari total ekspor Indonesia-China), dan di tempat ketiga adalah barang setengah jadi (tahun 2008: 28% dari total ekspor Indonesia-China).

Selain itu, juga berlawanan dengan kepercayaan umum bahwa impor Indonesia dari Cina adalah barang konsumsi sehingga industri pengolahan akan mati, ternyata impor utama Indonesia dari Cina adalah barang modal (tahun 2008: 43,3% dari total impor Indonesia dari China), lalu di tempat kedua adalah barang setengah jadi (tahun 2008: 35,5% dari total impor Indonesia dari China) dan baru di tempat ketiga lah barang konsumsi (tahun 2008: 14,7% dari total impor Indonesia dari China.

Tak dapat di pungkiri bahwa sekarang Naga China Betul-Betul Melilit Garuda Yang secara Politik negerinya surat carut marut.

1 komentar:

  1. Itulah yg membuat parang geng motor marak krna tak ada lpangan pekerjaan n kbutuhan yg smkin meningkat .

    BalasHapus